Selamat Datang di Website Resmi Kelurahan Semarapura Klod Kangin, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Media komunikasi dan transparansi Pemerintah Kelurahan Semarapura Klod Kangin untuk seluruh masyarakat. Rapat dilaksanakan 8 Aprl 2019 di ruang rapat Kantor kelurahan semarapura klod kangin

Artikel

Vakum Bertahun-Tahun, Sekaa Gandrung Smara Ratih Bangkitkan Tarian Gandrung

25 Juni 2019 09:50:17  Administrator  230 Kali Dibaca  Berita Kelurahan

DENPASAR, BALIPOST.com – Setelah vakum selama bertahun-tahun, kini Tari Gandrung kembali dibangkitkan oleh generasi baru dari Sekaa Gandrung Smara Ratih, Banjar Pande, Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Tarian yang diperkirakan muncul sekitar tahun 1934 ini  dipentaskan secara apik pada lanjutan pergelaran PKB ke-41 di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Sabtu (22/6).

Dibawakan oleh empat penari laki-laki yang dirias menyerupai penari perempuan yang diiringi dengan musik gamelan, tarian ini mampu menarik perhatian pengunjung PKB. Bahkan, Kalangan Ayodya dipenuhi para penonton yang rindu akan tarian sakral tersebut.

Kendati demikian, penggarap tari, Ni Wayan Sueni tetap mengaku was-was akan penampilan pertama anak asuhnya. “Ini saya agak ketug-ketug (berdebar), karena kan anak-anak juga pada baru menarikan gandrung, takutnya gimana kan berhadapan dengan penonton, meskipun mereka menggunakan payasan penari wanita,” tandas Sueni saat ditemui dibelakang Kalangan Ayodya saat pementasan sedang berlangsung.

Sueni mengatakan, Tari Gandrung sebenarnya bukan hal yang baru di Kabupaten Klungkung. Kemunculannya diketahui sekitar tahun 1934. Tari Gandrung merupakan sebuah tari pergaulan yang dilakukan oleh penari laki-laki yang diilustrasikan sebagai perlambang kesuburan dan keselamatan.

Tarian ini dipakai sebagai kaul atau naur sesangi saat masyarakat diserang wabah penyakit cangkrim. Gandrung pun merupakan tarian yang sakral, pementasannya saat itu dipuput oleh Ida Pedanda dari Gria Pidada Klungkung.

Seiring berjalannya waktu, dikatakan tari pergaulan ini berjaya di Kabupaten Klungkung pada tahun 1970-an sampai memasuki tahun 1990-an. Bahkan di tengah-tengah masa kejayaannya, pada tahun 1987 muncul Sekaa Gandrung Smara Ratih.

Kendati demikian, setelah mengalami masa kejayaan, Tari Gandrung di Klungkung pun mengalami kemerosotan regenerasi hingga vakum selama bertahun-tahun. “Saya tak dapat memestikan berapa lama vakumnya, namun yang pasti sudah bertahun-tahun tarian ini tidak pernah dipentaskan lagi,” ujarnya.

Baca juga:  Presiden akan Pukul Kulkul Lepas Pawai PKB

Tidak menggeliatnya Tarian Gandrung di Klungkung, menurut Sueni dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, karena para seniman yang mengetahui tari dan tabuh Gandrung sudah meninggal dan tua-tua, sehingga tidak ada regenerasi, karena tidak diberikan pada kaum muda. Kedua, penari kadang enggan dan tidak mau diajak latihan.

Oleh karena itu, pada kesempatan PKB ke-41 ini, Sanggar Smara Ratih mencoba kembali membangkitkan Tarian Gandrungnya tersebut. Hal ini pun atas inisiatif dari salah satu seniman senior yang sudah tua untuk merintis dan mengingat kembali Gandrung Tabuh yang lama.

Meski di tengah keterbatasan, Sekaa Gandrung Smara Ratih dan para warga Banjar Pande turut saling bersinergi. Sueni mengaku, meskipun tarian Gandrung termasuk tarian sakral, penampilannya kali ini bukanlah yang disakralkan.

Biasanya, sebelum menarikan Tari Gandrung, penari harus melakukan pantangan dan juga pemilihan penari yang berpijak dari ritual. “Karena saya belum bisa dan juga para penari berani, jadi saya membawa konsep pelegongan, hanya untuk menghibur masyarakat,” ucap Sueni.

Kendati demikian, Sueni tetap berpijak pada pakem Tari Gandrung terdahulu. “Jadi dulu itu ada satu jenis gerakan saja, tapi sekarang saya variasikan, dan komposisi penari tetap seperti dahulu, empat orang penari laki-laki yang diawali dengan tarian Gandrung Pengendag dan ada ngibingnya,” paparnya.

Kadek Dodi Junia Putra (16), salah satu pemuda Banjar Pande yang ditunjuk sebagai penari Gandrung pun mengaku harus melakukan berbagai adaptasi. Apalagi, ini merupakan kali pertama ia menarikan Tari Gandrung. “Biasanya kan saya menarikan tarian cowok, tapi sekarang cewek ya harus lemuh dan mencoba gerakan-gerakan lain,” ungkap Kadek yang sudah dihias bak penari wanita. (Winatha/balipost)

Sumber : Bali post

Kirim Komentar


Nama
No. Hp
E-mail
Isi Pesan
  CAPTCHA Image  
 

 Pengaduan Online

Pengaduan Online

 Statistik

 Sinergi Program

Prodeskel Pajak Online

 Pemerintah Kelurahan

 Media Sosial

 Arsip Artikel

23 Juni 2018 | 478 Kali
Desa Membangun Indonesia
23 Juni 2018 | 338 Kali
Kepemimpinan Desa
07 Agustus 2018 | 328 Kali
Profil Wilayah Kelurahan Semarapura Klod Kangin
06 Agustus 2018 | 277 Kali
Visi dan Misi
06 Agustus 2018 | 272 Kali
Pemerintah Kelurahan
23 Juni 2018 | 256 Kali
Regulasi Baru Desa Baru
30 Oktober 2019 | 256 Kali
MONITORING PEMBUATAN JAMBAN SEHAT
23 Juni 2018 | 146 Kali
Ketahanan Masyarakat Desa
23 Juni 2018 | 148 Kali
Demokratisasi Desa
22 Juni 2018 | 169 Kali
Kewenangan Desa dan Regulasi Desa
23 Juni 2018 | 163 Kali
Penganggaran Pembangunan secara Partisipatif
07 Agustus 2018 | 328 Kali
Profil Wilayah Kelurahan Semarapura Klod Kangin
23 Juni 2018 | 145 Kali
Desa Mandiri Desa Membangun
23 Juni 2018 | 478 Kali
Desa Membangun Indonesia

 Agenda

Belum ada agenda

 Statistik Pengunjung

  • Hari ini:53
    Kemarin:37
    Total Pengunjung:107.691
    Sistem Operasi:Unknown Platform
    IP Address:18.207.255.67
    Browser:Tidak ditemukan

 Komentar

 Peta Wilayah Kelurahan

 facebook Kelurahan Semarapura Klod Kangin